Breaking News

Selasa, 25 Oktober 2016

SABANG KOTA WISATA

Sabang merupakan salah satu tujuan perjalanan saya bersama keluarga. Pada hari rabu tanggal 14 sebtember 2016. Perjalanan ini kami tempuh dengan menggunakan kreta, kalau naik mobil takut waktu minum antimo tidak mempan...

Dalam perjalanan ini saya ditemani oleh seorang kekasih yang telah bersusah payah membelah tubuhnya dua kali hanya untuk meneruskan keturunan saya dimasa yang akan datang, yang sampai hari ini, kedua pengawal pribadi saya sangat taat dan setia mengawal perjalanan hidup saya, yang kunamai keduanya Rahmat Hidayatullah dan Raihan Nuriansyah, yang unik dari mereka, sirahmat muntah - muntah kalau naik mobil, sedangkan siraihan muntah-muntah kalau naik kapal laut. Tetapi kalau naik kereta keduanyan aman-aman saja dan selalu ceria tapi egak mungkinkan nyebrang laut pakek kreta.....hehehe.


Untuk menuju kota sabang kita harus melalui pelabuhan ulee lheue di Banda Aceh ke pelabuhan Balohan di sabang. kalau pingin cepat sampai maka kita pilih kapal cepat 40 menit sampai sedangkan bila kita naik kapal lambat maka kita akan sampai 90 menit, dengan harga tiket Rp.25.0000 perorang, dan untuk sebuah kreta Rp.30.000. jadwal pemberangkat tahab pertama berangkat jam 08.00 kemudian disusul tahab kedua jam 11.00 dan tahab ketiga jam 16.00

Sabang yang terletak di ujung barat Indonesia, dari segi geografis, wilayah Kota Sabang berada pada 95°13'02"-95°22'36" BT, dan 05°46'28"-05°54'-28" LU, dengan luas area total 153[1] km2 (59 mil²). Sabang merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.

Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat.

Nama Sabang sendiri, berasal dari bahasa Aceh ”Saban”, yang berarti sama rata atau tanpa diskriminasi. Kata itu berangkat dari karakter orang Sabang yang cenderung mudah menerima pendatang atau pengunjung.

Versi lain menyebutkan bahwa nama Sabang berasal dari bahasa arab, yaitu "Shabag" yang artinya gunung meletus. Dahulu kala masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang,

Pada abad ke 12, Sinbad mengadakan pelayaran dari Sohar, Oman, jauh mengarungi melalui rute Maldives, Pulau Kalkit (India), Sri Langka, Andaman, Nias, Weh, Penang, dan Canton (China). Sinbad berlabuh di pulau Weh dan menamainya Pulau Emas.

Pedagang Arab yang berlayar sampai ke pulau Web menamakannya Shabag yang berarti Gunung meletus. Mungkin dari sinilah kata Sabang berasal, dari Shabag. Dari sumber lain dikatakan bahwa nama pulau Weh berasal dari bahasa Aceh yang berarti terpisah. Pulau ini pernah dipakai oleh Sultan Aceh untuk mengasingkan orang-orang buangan.

Titik nol Indonesia dimulai dari pulau ini. Berbagai nama dan julukan telah disebutkan oleh para pelaut untuk pulau kecil yang memiliki keindahan alam hingga kedasar laut.

Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia tetapi juga menjadi obyek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tugu Nol Kilometer Indonesia adalah tugu setinggi 43,6 meter dengan letak geografis yang berada pada Garis Lintang 05° 54' 21.42" LU dan Garis Bujur 95° 13' 00.50" BT. Penentuan posisi geografis ini diukur oleh pakar BPP Teknologi dengan menerapkan teknologi satelit Global Positioning System (GPS).


Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendaraan

Tugu Nol Kilometer sendiri diresmikan pada tahun 1997 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia waktu itu, Bapak Try Sutrisno. Selain bisa berfoto di depannya, traveler juga bisa mendapatkan sebuah sertifikat bernama Sertifikat 0 Km Indonesia. Sertifikat ini bisa jadi bukti bahwa Anda pernah berkunjung ke Indonesia paling barat.

Demikian laporan singkat saya untuk malam ini, dalam edisi liburan,,,
Salam literasi...




Tidak ada komentar:

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog